Jumat, 06 Juni 2014

PERBANDINGAN MEDIA CETAK DAN MEDIA ONLINE PIKIRAN RAKYAT BANDUNG

Dengan berkembangnya media cetak online di internet, disertai banyaknya perusahaan koran dan majalah yang beralih mendirikan situs online dan dibarengi juga dengan trend penggunaan gadget seperti Handphone, Ipad, Galaxy tab maupun Playbook untuk akses internet, mampukah media cetak bertahan ? Tak ada media yang tak ingin berkembang, itulah penggalan kata yang cocok menggambarkan perkembangan industri media massa yang banyak bersaing dengan media lain belakangan ini. Media massa yang berkembang di era baru ini tidak lagi sama dengan era lama yang hanya dapat dinikmati melalui televisi, cetak, dan radio melainkan dapat dinikmati melalui media online. Bila melihat perkembangan media online yang baru booming pada tahun 1999 yakni dimulai dengan Blog.com hingga sampai pesat pada hari ini.

Media cetak dan media online, Berita dalam media online kini dikemas lebih menarik dengan banyaknya fitur fitur dalam web tersebut. Salah satu web berita yang saya analisis yaitu pikiran rakyat. pikiran rakyat yang secara teknis sudah memenuhi syarat dan prasayarat penulisan berita dalam web cukup berkembang sebagai media penyiaran berita. Ketika berita yang di posting melalui pikiran rakyar bisa dinikmati lewat media cetak dan televisi pikiran rakyat berusaha dan mampu menyediakan content berita yang tak kalah menarik.

Mencoba membandingkan penulisan berita yang ditulis dalam media online pikiran rakyat dengan media cetak pikiran rakyat. Dengan begini saya bisa tahu bahwa media online banyak menyediakan fitur dan pilihan berita yang  beragam yang tidak dapat dinikmati dalam koran harian yang kita baca sehari - hari. Persamaan berita di media cetak dengan media online relatif sama, contohnya saja dalam berita olahraganya. Headline yang dibuat dengan media cetak sama  dengan media online tetapi hanya representasi format penulisannya  saja yang berbeda. Namun isi keseluruhan berita sama dengan yang ada di media cetak. Media cetak mengemas berita tersebut dengan lebih singkat dan jelas sehingga memungkinkan untuk bisa dipahami oleh para pembaca begitu pula pada media online.
Disisi lain saya juga menemukan perbedaan pada media cetak dan juga online. Pada media cetak berita yang saya temukan tidak semuanya beritanya ada pada media online, seperti yang ada pada halaman pertama, Berita di media cetak tidak ada di media online. Namun headline di media cetak dengan media online sama. Perbedaan yang lainnya adalah masalah up to date informasi. Media online selalu memperbarui beritanya tiap waktu dengan menyajikan informasi yang sedang terjadi, lain halnya dengan media cetak. Apa yang ada pada media cetak dan telah diterbitkan pada hari itu tidak lagi bisa diperbarui, dan berita yang sedang terjadi baru akan ditampilkan pada keesokan harinya.
Media selalu menampilkan informasi yang diperlukan oleh publik. Namun dalam masalah ini media online lebih unggul dibanding media cetak.  Publik dalam menyampaikan feedback juga tidak secara langsung dalam media cetak namun dalam media online publik dapat memberikan komentar pada informasi tersebut. Namun secara keseluruhan kedua media ini telah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh publik.
Semua  kriteria dalam penulisan berita di pikiran rakyat sudah memenuhi standariasi yang saya lihat pada umumnya dilihat dari :
  • CONTENT, berita yang ditulis sudah memenuhi kriteria berita yang ada dan bukan sekedar copas dari media cetak. Selain itu pula isinya telah sesuai dengan yang telah terjadi.

  • FUNCTIONALITY, pikiran rakyat mudah digunakan dan diakses kapan saja pada daerah yang ditentukan pemasaranya, begitu pula dengan media cetak yang dengan mudah didapat dan dikonsumsi.

  • NAVIGATION, kemudahan dalam menemukan content berita pun bisa terjamin

  • AUDIO / VIDEO Quality,  berfungsi dengan baik pada media online, sedangkan pada media cetak tidak ada video dan audio sehingga online lebih unggul.

  • INTERACTIVITY,  dengan penulisan dalam pikiran rakyat juga menarik sehingga membuat pembacanya tertarik dan lebih interaktif dalam membaca.
Dari analisis tersebut saya menilai bahwa eksistensi pikiran rakyat cukup berkembang dengan baik dan up to date untuk dinikmati dibanding dengan media cetak. Namun disisi lain media cetak juga memiliki keunggulan karna tidak terlalu memerlukan perangkat seperti halnya media online.

Kamis, 05 Juni 2014

Dua Penelitian yang Berbuah Nobel Kedokteran Ditahun 2012




NEW YORK, KOMPAS.com - Pengumuman pemenang Nobel Kedokteran 2012 telah dilakukan pada Senin (8/10/2012). Dua peneliti asal Inggris dan Jepang, John B. Gurdon dari University of Cambridge dan Shinya Yamanaka dari Kyoto University, berbagi kemenangan itu.

Seperti biasa setelah pengumuman pemenang nobel, publik dan peneliti bereaksi. Kebanyakan memuji dan mengakui kehebatan hasil karya para peneliti tersebut. Namun, apa sebenarnya hasil studi dua peneliti peraih Nobel Kodekteran 2012 itu? Apa dampaknya?

Diberitakan New York Times, Selasa (9/10/2012), riset yang berhasil membawa Gurdon dan Yamanaka sebagai pemenang nobel adalah penelitian sel punca. Sel punca adalah sel embrionik atau primitif yang memiliki totipotensi, mampu terspesialisasi menjadi beragam jenis sel.

Riset Gurdon dan Yamanaka mengubah pandangan bahwa spesialisasi sel tidak bersifat balik. Berdasarkan riset dua peneliti itu, sel dewasa yang telah mengalami spesialisasi ternyata bisa diubah lagi menjadi sel punca.

Untuk bisa diakui sebagai penelitian hebat dan layak mendapatkan hadiah nobel, butuh waktu setengah abad. Riset dimulai pada tahun 1962 dan baru pada tahun ini publik secara luas bisa mengetahuinya. Penerapannya sudah terbayang namun belum bisa dirasakan.

Berawal dari kloning katak


Gurdon memulai penelitian pada tahun 1962 atas rekomendasi dari supervisor-nya. Ia mencoba menginjeksikan inti sel usus katak dewasa yang mengandung DNA ke sel telur yang inti selnya telah diangkat.

Penelitian Gurdon awalnya menuai sikap skeptis dari ilmuwan lain. Pasalnya, dipahami sebelumnya bahwa sel dewasa adalah sel yang sudah mengalami spesialisasi, tidak bisa membuahi.

Namun, di luar dugaan, Gurdon membuktikan bahwa pandangannya benar. Inti sel usus katak dapat berperilaku seperti inti sel telur. Ketika sel telur tersebut dibuahi, individu baru tetap dapat dihasilkan.

Penelitian Gourdon menjadi salah satu awal penelitian sel punca dan kloning. Salah satu pencapaian kloning adalah domba Dolly yang lahir tahun 1996. Domba itu adalah satu-satunya mamalia kloning yang hidup dari 277 percobaan.

Meski berhasil membuktikan, Gourdon tetap tak percaya diri. Diberitakan Nature, Selasa, Gurdon baru memublikasikan hasil risetnya 2 tahun setelah mendapatkan gelar doktor di Oxford University dan menuntaskan postdoc di California Institute of Technology.

Jawaban setelah 44 tahun


Penelitian Gurdon telah dikonfirmasi kebenarannya oleh ilmuwan lain. Namun, satu pertanyaan tersisa. Bagaimana sel dewasa mampu berubah lagi menjadi sel punca? Gen apa yang berperan? Di sinilah peran serta Yamanaka.

Yamanaka meneliti sel-sel tikus. Pada tahun 2006, ia menemukan empat protein atau agen transkripsi yang berperan dalam pemrograman ulang sel. Dengan injeksi protein itu, Yamanaka bisa mengubah sel dewasa menjadi sel punca.

Sel punca yang dihasilkan dari riset Yamanaka disebut induced pluripotent cell (iPS Cell) atau sederhananya sel punca bersifat pluripotensi hasil induksi. Beragam manfaat bisa dipetik dari sel hasil riset ini.

Saat penelitian, Yamanaka menggunakan sel jaringan ikat pada tikus. Dri hasil pemrograman ulang sel, sel punca yang dihasilkan bisa diubah menjadi sel jantung, saraf dan jenis sel yang terspesialisasi lainnya.

Aplikasi riset

Hasil riset Gurdon dan Yamanaka punya banyak manfaat dalam bidang kedoteran, terutama mengatasi penyakit degeneratif seperti kanker, stroke, jantung dan lainnya. Namun, masih perlu waktu lama untuk mewujudkan keefektifan metode ini.

Saat ini, paling tidak, riset Gurdon dan Yamanaka memungkinkan ilmuwan memperlajari asal usul suatu penyakit. Sel yang diprogram ulang didorong untuk menumbuhkan jaringan yang merupakan penyakit. Ilmuwan dapat memahami bagaimana penyakit berkembang.
 Kompas.com-KASKUS

Hasil Penelitian dan Saran dari UNAIDS Mengenai Pengaruh Sunat Terhadap HIV

Pada akhir tahun 2006, sebanyak 39.5 juta orang menderita HIV dan 4.3 juta orang merupakan penderita baru pada tahun tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu solusi untuk mengatasi masalah tersebut dan butuh suatu teknologi untuk menekan jumlah orang yang terinfeksi. Khitan pada pria adalah salah satu metode yang potensial untuk menekan angka infeksi.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria yang di sunat memiliki tingkat resiko yang lebih rendah untuk terinfeksi HIV dibanding pria yang tidak di sunat. Pada 13 Desember 2006, UNAIDS mengkonfirmasikan sebuah hasil penelitian di Uganda sedikitnya 53% pria yang disunat, 51% nya terhindar dari HIV. Begitu juga yang terjadi di Afrika Selatan dimana jumlah yang terinfeksi HIV menurun 60%. Oleh sebab itu WHOdan UNAIDS melakukan konsultasi internasional untuk membahas dan memberi hasil dari hasil penelitian tersebut. Rencananya akan menjadi referensi untuk mengatasi masalah HIV.

Kesimpulan:
1. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pria yang disunat secara umum menurunkan resiko terinfeksi HIV dari hubungan seksual sebesar 60%.
2. Pria yang disunat tidak menjamin terlindungi secara total dari infeksi HIV.
3. Perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi pengenai pentingnya disunat.
4. Kultur dan budaya cukup mempengaruhi seseorang akan disunat.
5. Pemerintah harus mendukung upaya sunat dilakukan demi mengurangi angka resiko terinfeksi HIV.
6. Banyak keunggulan atau manfaat berupa kesehatan sosial yang akan diperoleh dari proses sunat.
7. Perlu memperbanyak tempat konsultasi atau klinik yang melayani sunat
8. Sunat juga memberi efek yang baik bagi pasangan untuk terhindar dari kanker servik dan HIV.

Saran:
1. Sunat pada pria harus diakui sebaga metode paling efektif untuk megurangi resiko terinfeksi HIV.
2. Promosi dan sosialisai harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
3. Sunat jangan dianggap sebagai solusi mengatasi HIV tapi sebagai metode untuk mengurangi angka terinfeksi HIV.
4. Pemerintah harus mendukung promosi dan sosialisasi mengenai pentingnya sunat.
5. Organisasi di dunia merupakan partner untu sosialisasi tersebut.
6. Dibutuhkan suatu klinik atau tempat untuk konsultasi yang dapat menjelaskan sunat tersebut.
7. Perlu dilakukan sejumlah evaluasi mendalam untuk memantau seberapa besar pengaruh sunat diberbagai negara.
 
Hadri chaniago-KASKUS

SEKILAS TENTANG SEJARAH PRODUKSI PIPA & SEJARAH PENGGUNAAN PIPA GALVANIS




Proses produksi pipa berkembang pesat seiring dengan kebutuhan dari industri, fasilitas-fasilitas sosial, serta kebutuhan akan pipa yang berkualitas, ekonomis, dan memenuhi standar keselamatan yang lebih baik.

Semakin pesat perkembangan, kualitas pipa diharapkan semakin meningkat agar semakin dapat meminimalisir resiko kerusakan mesin/pompa yang dihubungkannya, ataupun resiko yang mungkin terjadi pada pipa itu sendiri terutama pada area-area kritis seperti pembangkit listrik, produksi minyak & kimia, serta pipeline.


SEJARAH
Sejarah manusia memproduksi pipa berawal ketika manusia mulai membutuhkan aliran air dari suatu tempat ketempat lain tanpa harus menggunakan tenaga manusia. Pada kota-kota dijaman pertengahan digunakan kayu gelondongan yang dilubangi yang berfungsi memenuhi ketersediaan air di kota.

Penggunaan pipa besi atau pipa galvanis di Inggris dan Perancis mulai umum di awal abad ke 19. Aliran pertama pipa besi untuk Philadelphia dibangun pada 1817, dan untuk kota New York pada tahun 1832. Baru pipa digunakan untuk pengangkutan bahan bakar (minyak & gas) dimulai di Inggris menggunakan lembaran besi yang dibentuk menggunakan silinder kemudian sisi-sisinya di las. Lalu pada tahun 1887 di Amerika dibuatlah pipa pertama berbahan baja (Betlehem steel) Pada pertengahan abad 19 barulah pipa seamless (tanpa celah / sambungan) dicoba untuk diproduksi untuk beberapa kebutuhan.

Di Jerman dikembangkan proses yang dinamakan Mannesmann process pada tahun 1885 dan mulai digunakan di Inggris pada tahun 1887. Kemudian di Amerika dibangun pabrik pipa seamless pada tahun 1895. Memasuki abad ke 20 seamless tube mulai dibutuhkan di berbagai belahan dunia menyusul revolusi industri yang melahirkan teknologi Otomotif, pengolahan minyak, pengaliran minyak, sumur bor, serta boiler.

Pada waktu itu tube yang menggunakan welding kurang dapat diandalkan. Produksi dan konsumsi dunia akan produk pipa besi dan baja mencakup hampir 14 persen dari penggunaan baja mentah diseluruh dunia. Dan terus akan berkembang seiring dengan pertumbuhan industri serta meningkatnya populasi. Perbedaan tingkat kebutuhannya tentu saja bergantung pada tingkat perkembangan kegiatan ekonomi tiap negara seperti kegiatan eksplorasi minyak, pembangunan pembangkit listrik, atau produksi otomotif.

Sebagai contoh, pada negara dengan harga minyak yang rendah, kegiatan investasi untuk eksplorasi minyak akan melemah. Konsekuensinya, produksi pipa untuk kegiatan tersebut akan berkurang.


Hadri chaniago-KASKUS


Tahukah Kamu Bagaimana Cara Sabun Membersihkan Kotoran?


Membasuh tubuh, membersihkan diri seharusnya cukup dengan air. Mengapa harus menggunakan sabun sekaligus? Ya, pakai sabun supaya lebih bersih, bisa mengangkat kotoran. Tapi, pernah berpikir bagaimana cara kerja sabun?

Bahan pembuat sabun terbentuk dari berbagai rantai asam lemak. Pada tiap ujung rantai ini terdapat sebuah ion, umumnya ion natrium atau kalium.

Molekul sabun terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofilik adalah bagian yang menyukai air atau bersifat polar. Adapun bagian hidrofobik adalah bagian yang tidak suka air atau bersifat nonpolar.

Kotoran yang bersifat polar biasanya larut dalam air, sehingga kotoran jenis ini tidak perlu dibersihkan dengan menggunakan sabun. Kotoran yang bersifat nonpolar, seperti minyak atau lemak tidak akan hilang jika hanya dibersihkan menggunakan air.

Saat sabun bercampur dengan air, rantai asam lemak ini akan mengikat kotoran, terutama yang berminyak dan berlemak. Kemudian, ion yang terdapat pada ujung rantai asam lemak tadi akan bertugas untuk membawa ikatan asam lemak dan kotoran ini ke dalam air.

Akhirnya, kotoran pun bisa diangkat dan dibawa pergi bersama dengan air. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh air biasa karena air tidak dapat bercampur dengan minyak, sehingga kotoran tidak akan begitu saja terangkat oleh air.

Patut diketahui: Kebanyakan sabun hanya bekerja pada air tawar. Bagaimana dengan air asin seperti pada air laut? Kebanyakan sabun tidak dapat bekerja pada air laut karena air laut mengandung terlalu banyak mineral, terutama natrium.

Ion natrium yang terdapat pada sabun akan kesulitan untuk dapat larut dalam air karena air sudah mengandung banyak ion natrium. Hal ini membuat sabun akan kesulitan untuk mengangkat kotoran dan membawanya pergi. Meski demikian, sabun berbahan kalium umumnya masih dapat bekerja di air laut karena kadar kalium di air laut tidak sebanyak natrium.

Hadri chaniago-KASKUS

2 Pria China Berhasil Tangkap Bayi yang Jatuh dari Apartemen



Beijing - Adegan dramatis dua pria China menangkap seorang bayi yang jatuh dari ketinggian, terekam video. Untungnya, bayi laki-laki tersebut berhasil ditangkap dengan baik oleh kedua pria tersebut.

Seperti dilansir AFP, Jumat (23/5/2014), dalam video yang dirilis oleh media nasional setempat, terlihat ada seorang pria yang bergegas dan berlari mendekati sebuah gedung di tengah hujan deras. Rupanya pria ini melihat ada seorang bayi yang memanjat jendela lantai dua di salah satu apartemen.

Dalam rekaman video tersebut, terlihat juga ada seorang pria lainnya yang ikut bergabung. Kedua pria tersebut merenggangkan tangan mereka ke depan, dalam posisi siap menangkap bayi berusia 1 tahun tersebut.

Terlihat raut wajah yang tegang pada kedua pria tersebut. Sedangkan beberapa warga lainnya yang ada di sekitar mereka hanya bisa berdoa. Beberapa saat kemudian, si anak jatuh ke bawah, tepat di lengan kedua pria tersebut.

Sejumlah laporan menyebut dalam insiden yang terjadi pada Minggu (19/5) tersebut, bayi laki-laki tersebut tengah mencari-cari ibunya.

"Saya tidak banyak berpikir saat itu. Saya hanya takut gagal menangkapnya," ucap salah satu pria yang menyelamatkan bayi tersebut.

Tidak disebutkan lebih lanjut keberadaan ibu si bayi saat insiden ini terjadi. Namun usai si bayi berhasil ditangkap dengan selamat, terlihat seorang wanita menggendongnya dengan penuh kelegaan.
Video yang menunjukkan adegan dramatis tersebut, beredar luas di internet dan media sosial seluruh dunia. Ribuan pengguna media sosial pun mengomentarinya, dan sebagian besar memuji mereka.

"Wow... Itu yang saya sebut sebagai tangkapan bagus! Pria itu adalah pahlawan!" sebut salah satu pengguna YouTube.

Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Mengantuk Setelah Makan Kangkung, Ini yang Sebenarnya Terjadi



Jakarta, Terdapat mitos di masyarakat yang mengatakan bahwa mengkonsumsi sayuran kangkung dapat menyebabkan kantuk. Akan tetapi benarkah demikian?

Kangkung yang tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis ini merupakan bahan makanan favorit di sekitar Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, kuliner kangkung dapat ditemukan mulai dari restoran kelas atas hingga warung-warung di pinggir jalan.

Di balik tenarnya kangkung sebagai makanan terdapat mitos yang mengatakan kangkung menimbulkan kantuk. Akan tetapi, kebenaran dari mitos ini hingga sekarang masih belum dapat dibuktikan.

"Iya sih memang katanya seperti itu, tapi tidak benar. saya belum pernah baca penelitian ilmiah yang membuktikan hal itu," tegas dr Rimawati Tedjasukmana, pakar kesehatan tidur RS Medistra, seperti ditulis Rabu (4/6/2014).

Penjelasan ilmiah yang dapat diberikan di balik mitos kangkung yang dapat meyebabkan kantuk adalah karena faktor kekenyangan seperti yang dijelaskan oleh dr Titi Sekarindah, dokter gizi di RS Pusat Pertamina Jakarta.

"Tidak benar itu. Mungkin karena makan kenyang bisa. darah terkumpul di usus untuk proses metabolisme dan penyerapan makanan. sehingga aliran darah ke otak berkurang dan membuat orang ngantuk," kata dr Titi.

Satu hal namun yang sudah terbukti secara ilmiah, kangkung memiliki kandungan dengan manfaat yang lebih banyak daripada mitos negatif mengenainya.

M Reza Sulaiman, Firdaus Anwar - detikHealth
Rabu, 04/06/2014 19:06 WIB